Radiasi  adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk  panas, partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton) dari  sumber radiasi. Radiasi mempunyai sifat tak berwarna, tak berasa, dan  tak berbau. Karena radiasi tidak dapat dapat dirasakan maupun terlihat  dengan panca indera manusia, maka untuk menentukan ada atau tidaknya  suatu radiasi diperlukan suatu alat untuk mendeteksi dan mengukur  radiasi baik itu intensitas, energi, kuantitas, ataupun energinya.
Detektor  merupakan suatu alat yang sangat peka terhadap adanya radiasi, yang  apabila terkena radiasi akan memberikan tanggapan (response) tertentu  yang akan menjadi lebih mudah diamati. Detektor berguna sebagai alat  untuk mengukur dan menentukan adanya radiasi. Salah satu jenis detektor  yang dapat digunakan untuk mendeteksi radiasi adalah detektor sintilasi.
Dengan  adanya detektor yang mampu mendeteksi radiasi yang ada di sekitar kita,  para pekerja radiasi tidak akan merasa takut dengan bekerja di sekitar  daerah radiasi. Karena adanya intensitas atau aktivitas radiasi yang  besar dapat terdeteksi secara cepat. Pada artikel kali ini saya akan membahas mengenai Detektor Sintilasi.
Proses  sintilasi adalah terpecarnya sinar tampak ketika terjadi transisi  elektron dari tingkat energi (orbit) yang lebih tinggi ke tingkat energi  yang lebih rendah di dalam bahan penyerap. (Pusdiklat Batan, 2001).
Proses  sintilasi akan terjadi bila terdapat kekosongan elektron pada orbit  yang lebih dalam. Kekosongan tersebut dapat disebabkan karena lepasnya  elektron dari ikatannya (proses ionisasi) atau loncatnya elektron ke  lintasan yang lebih tinggi bila dikenai proses radiasi (proses  eksitasi).
Detektor  sintilasi selalu terdiri dari dua bagian, yakni bahan sintilasi dan  photomultiplier. Bahan sintilator adalah bahan padat, cair, atau gas  yang dapat menghasilkan cahaya sintilasi ketika dikenai radiasi pengion.  Photomultiplier adalah alat yang digunakan untuk mengubah percikan  cahaya yang dihasilkan oleh bahan sintilator menjadi pulsa listrik.
Prinsip  kerja dari detektor sintilasi adalah dengan mengubah radiasi pengion  yang menumbuk bahan sintilator menjadi percikan cahaya. Jumlah percikan  cahaya yang dihasilkan oleh bahan sintilator sangat sedikit, oleh karena  itu percikan cahaya tersebut haruslah diperkuat dengan photo multiplier  tube agar dapat dihasilkan pulsa/sinyal yang mampu dideteksi oleh  detektor sintilasi. Cara kerjanya sebagai berikut : percikan cahaya yang  diterima oleh PMT jumlahnya sedikit, kemudian diperkuat hingga  didapatkan pulsa/sinyal yang mampu dideteksi sebagai keluarannya. Sinyal  yang masuk ke PMT diperkuat hingga 106 kali.
Macam-macam detektor sintilasi
-       Detektor sintilasi Organik, contohnya : anthracene, stillbene, Xenon, Kripton
-       Detektor sintilasi Inorganik, contohnya : NaITl, CsI(Tl), CsI(Na)
sumber: http://anan-dk.blogspot.com/2011/11/detektor-sintilasi.html 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
