Selasa, 25 Juni 2013
Persyaratan Impor Zat Radioaktif Untuk Keperluan Selain Medik
1. Formulir permohonan izin;
2. Identitas Pemohon Fotokopi KTP, Kartu Izin Tinggal Sementara (KITAS), visa kerja, atau paspor yang masih berlaku;
3. Fotokopi surat keterangan domisili perusahaan atau perseorangan ;
4. Akta pendirian badan hukum atau badan usaha Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dari Departemen Perdagangan atau Surat Izin Usaha Tetap dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) (atau instansu lain yang berwenang mengeluarkan surat izin usaha);
Kelengkapan Persyaratan Teknis
5. Prosedur Operasi;
6. Fotokopi spesifikasi teknis zat radioaktif;
7. Sertifikat mutu zat radioaktif;
8. Fotokopi sertifikat kalibrasi surveymeter dari PTKMRBATAN;
9. Fotokopi bukti pelayanan TLD badge (untuk personel baru dan/atau Instansi baru), atau hasil evaluasi TLD Badge dari PTKMRBATAN atau lembaga evaluasi dosis yang terakreditasi di negara asal. ;
10. Denah/gambar tempat penyimpanan limbah;
11. Surat keterangan kesediaan pemasok untuk menerima limbah zat radioaktif;
12. Dokumen Program proteksi dan keselamatan radiasi;
13. Laporan verifikasi keselamatan radiasi;
14. Dokumen hasil pemeriksaan kesehatan terbaru personil;
15. Fotokopi SIB PPR;
16. Laporan distribusi zat radioaktif.
Keterangan :
1. Checklist ini hanya sebagai tanda kelengkapan dokumen permohonan izin, bukan merupakan penilaian terhadap pemenuhan persyaratan izin.
2. Checklist harus dilampirkan pada waktu melengkapi persyaratan izin.
Sumber : www.bapeten.go.id
Add to Cart
More Info
Persyaratan Impor Pembangkit Radiasi Pengion Selain Medik
Kelengkapan Persyaratan Administrasi
1. Formulir permohonan izin;
2. Identitas Pemohon Fotokopi KTP, Kartu Izin Tinggal Sementara (KITAS), visa kerja, atau paspor yang masih berlaku Fotokopi surat keterangan domisili perusahaan atau perseorangan;
3. Akta pendirian badan hukum atau badan usaha;
4. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dari Departemen Perdagangan atau Surat Izin Usaha Tetap dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) (atau instansu lain yang berwenang mengeluarkan surat izin usaha)
Kelengkapan Persyaratan Teknis
5. Prosedur Operasi
6. Fotokopi spesifikasi teknis pesawat sinarX
7. Fotokopi sertifikat pengujian dan data tabung pesawat sinarX
Keterangan :
1. Checklist ini hanya sebagai tanda kelengkapan dokumen permohonan izin, bukan merupakan penilaian terhadap pemenuhan persyaratan izin.
2. Checklist harus dilampirkan pada waktu melengkapi persyaratan izin.
Sumber : www.bapeten.go.id
Add to Cart
More Info
Senin, 24 Juni 2013
Efek Radiasi Terhadap Manusia
Jika radiasi mengenai tubuh manusia, ada 2 kemungkinan yang dapat terjadi: berinteraksi dengan tubuh manusia, atau hanya melewati saja. Jika berinteraksi, radiasi dapat mengionisasi atau dapat pula mengeksitasi atom. Setiap terjadi proses ionisasi atau eksitasi, radiasi akan kehilangan sebagian energinya. Energi radiasi yang hilang akan menyebabkan peningkatan temperatur (panas) pada bahan (atom) yang berinteraksi dengan radiasi tersebut. Dengan kata lain, semua energi radiasi yang terserap di jaringan biologis akan muncul sebagai panas melalui peningkatan vibrasi (getaran) atom dan struktur molekul. Ini merupakan awal dari perubahan kimiawi yang kemudian dapat mengakibatkan efek biologis yang merugikan.
Satuan dasar dari jaringan biologis adalah sel. Sel mempunyai inti sel yang merupakan pusat pengontrol sel. Sel terdiri dari 80% air dan 20% senyawa biologis kompleks. Jika radiasi pengion menembus jaringan, maka dapat mengakibatkan terjadinya ionisasi dan menghasilkan radikal bebas, misalnya radikal bebas hidroksil (OH), yang terdiri dari atom oksigen dan atom hidrogen. Secara kimia, radikal bebas sangat reaktif dan dapat mengubah molekul-molekul penting dalam sel.


Setidaknya ada dua cara bagaimana radiasi dapat mengakibatkan kerusakan pada sel. Pertama, radiasi dapat mengionisasi langsung molekul DNA sehingga terjadi perubahan kimiawi pada DNA. Kedua, perubahan kimiawi pada DNA terjadi secara tidak langsung, yaitu jika DNA berinteraksi dengan radikal bebas hidroksil. Terjadinya perubahan kimiawi pada DNA tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat menyebabkan efek biologis yang merugikan, misalnya timbulnya kanker maupun kelainan genetik.
Pada dosis rendah, misalnya dosis radiasi latar belakang yang kita terima sehari-hari, sel dapat memulihkan dirinya sendiri dengan sangat cepat. Pada dosis lebih tinggi (hingga 1 Sv), ada kemungkinan sel tidak dapat memulihkan dirinya sendiri, sehingga sel akan mengalami kerusakan permanen atau mati. Sel yang mati relatif tidak berbahaya karena akan diganti dengan sel baru. Sel yang mengalami kerusakan permanen dapat menghasilkan sel yang abnormal ketika sel yang rusak tersebut membelah diri. Sel yang abnormal inilah yang akan meningkatkan risiko tejadinya kanker pada manusia akibat radiasi.
Efek radiasi terhadap tubuh manusia bergantung pada seberapa banyak dosis yang diberikan, dan bergantung pula pada lajunya; apakah diberikan secara akut (dalam jangka waktu seketika) atau secara gradual (sedikit demi sedikit).
Sebagai contoh, radiasi gammadengan dosis 2 Sv (200 rem) yang diberikan pada seluruh tubuh dalam waktu 30 menit akan menyebabkan pusing dan muntah-muntah pada beberapa persen manusia yang terkena dosis tersebut, dan kemungkinan satu persen akan meninggal dalam waktu satu atau dua bulan kemudian. Untuk dosis yang sama tetapi diberikan dalam rentang waktu satu bulan atau lebih, efek sindroma radiasi akut tersebut tidak terjadi.
Contoh lain, dosis radiasi akut sebesar 3,5 – 4 Sv (350 – 400 rem) yang diberikan seluruh tubuh akan menyebabkan kematian sekitar 50% dari mereka yang mendapat radiasi dalam waktu 30 hari kemudian. Sebaliknya, dosis yang sama yang diberikan secara merata dalam waktu satu tahun tidak menimbulkan akibat yang sama.
Selain bergantung pada jumlah dan laju dosis, setiap organ tubuh mempunyai kepekaan yang berlainan terhadap radiasi, sehingga efek yang ditimbulkan radiasi juga akan berbeda.
Sebagai contoh, dosis terserap5 Gy atau lebih yang diberikan secara sekaligus pada seluruh tubuh dan tidak langsung mendapat perawatan medis, akan dapat mengakibatkan kematian karena terjadinya kerusakan sumsum tulang belakang serta saluran pernapasan dan pencernaan. Jika segera dilakukan perawatan medis, jiwa seseorang yang mendapat dosis terserap 5 Gy tersebut mungkin dapat diselamatkan. Namun, jika dosis terserapnya mencapai 50 Gy, jiwanya tidak mungkin diselamatkan lagi, walaupun ia segera mendapatkan perawatan medis.
Jika dosis terserap 5 Gy tersebut diberikan secara sekaligus ke organ tertentu saja (tidak ke seluruh tubuh), kemungkinan besar tidak akan berakibat fatal. Sebagai contoh, dosis terserap 5 Gy yang diberikan sekaligus ke kulit akan menyebabkan eritema. Contoh lain, dosis yang sama jika diberikan ke organ reproduksi akan menyebabkan mandul.
Efek radiasi yang langsung terlihat ini disebut Efek Deterministik. Efek ini hanya muncul jika dosis radiasinya melebihi suatu batas tertentu, disebut Dosis Ambang.
Efek deterministik bisa juga terjadi dalam jangka waktu yang agak lama setelah terkena radiasi, dan umumnya tidak berakibat fatal. Sebagai contoh, katarak dan kerusakan kulit dapat terjadi dalam waktu beberapa minggu setelah terkena dosis radiasi 5 Sv atau lebih.
Jika dosisnya rendah, atau diberikan dalam jangka waktu yang lama (tidak sekaligus), kemungkinan besar sel-sel tubuh akan memperbaiki dirinya sendiri sehingga tubuh tidak menampakkan tanda-tanda bekas terkena radiasi. Namun demikian, bisa saja sel-sel tubuh sebenarnya mengalami kerusakan, dan akibat kerusakan tersebut baru muncul dalam jangka waktu yang sangat lama (mungkin berpuluh-puluh tahun kemudian), dikenal juga sebagai periode laten. Efek radiasi yang tidak langsung terlihat ini disebut Efek Stokastik.
Efek stokastik ini tidak dapat dipastikan akan terjadi, namun probabilitas terjadinya akan semakin besar apabila dosisnya juga bertambah besar dan dosisnya diberikan dalam jangka waktu seketika. Efek stokastik ini mengacu pada penundaan antara saat pemaparan radiasi dan saat penampakan efek yang terjadi akibat pemaparan tersebut. Kecuali untuk leukimia yang dapat berkembang dalam waktu 2 tahun, efek pemaparan radiasi tidak memperlihatkan efek apapun dalam waktu 20 tahun atau lebih.
Salah satu penyakit yang termasuk dalam kategori ini adalah kanker. Penyebab sebenarnya dari penyakit kanker tetap tidak diketahui. Selain dapat disebabkan oleh radiasi pengion, kanker dapat pula disebabkan oleh zat-zat lain, disebut zat karsinogen, misalnya asap rokok, asbes dan ultraviolet. Dalam kurun waktu sebelum periode laten berakhir, korban dapat meninggal karena penyebab lain. Karena lamanya periode laten ini, seseorang yang masih hidup bertahun-tahun setelah menerima paparan radiasi ada kemungkinan menerima tambahan zat-zat karsinogen dalam kurun waktu tersebut. Oleh karena itu, jika suatu saat timbul kanker, maka kanker tersebut dapat disebabkan oleh zat-zat karsinogen, bukan hanya disebabkan oleh radiasi.
Sumber: http://www.batan.go.id/pusdiklat/elearning/proteksiradiasi/pengenalan_radiasi/2-3.htm
Add to Cart
More Info
Apa yang dimaksud dengan radiasi?
Radiasi dapat diartikan sebagai energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel atau gelombang. Pengertian tentang radiasi dan gelombang dapat dijelaskan pada kejadian berikut.
Apa yang Anda lakukan jika Anda melihat kolam air tenang yang pada permukaannya mengapung beberapa helai daun? Secara spontan mungkin Anda akan melempar kerikil ke kolam tersebut. Dapat Anda lihat bahwa pada lokasi jatuhnya kerikil akan muncul riak, yang kemudian akan menyebar dalam bentuk lingkaran. Riak-riak tersebut adalah gelombang dan memperlihatkan pergerakan energi yang diberikan oleh kerikil, dan energi tersebut menyebar dari lokasi jatuhnya kerikil ke segala arah. Ketika riak mencapai daun, daun tersebut akan terangkat naik ke puncak gelombang.

Berdasarkan kejadian tersebut dapat dilihat bahwa untuk mengangkat sesuatu diperlukan energi. Karena itu, terangkatnya daun memperlihatkan bahwa gelombang mempunyai energi, dan energi tersebut telah bergerak dari lokasi jatuhnya kerikil ke lokasi terangkatnya daun. Hal yang sama juga berlaku untuk berbagai jenis gelombang dan radiasi lain.
Salah satu karakteristik dari semua radiasi adalah radiasi mempunyai panjang gelombang, yaitu jarak dari suatu puncak gelombang ke puncak gelombang berikutnya.


Ditinjau dari massanya, radiasi dapat dibagi menjadi radiasi elektromagnetik dan radiasi partikel. Radiasi elektromagnetik adalah radiasi yang tidak memiliki massa. Radiasi ini terdiri dari gelombang radio, gelombang mikro, inframerah, cahaya tampak, sinar-X, sinar gamma dan sinar kosmik. Radiasi partikel adalah radiasi berupa partikel yang memiliki massa, misalnya partikel beta, alfa dan neutron.
Jika ditinjau dari "muatan listrik"nya, radiasi dapat dibagi menjadi radiasi pengion dan radiasi non-pengion. Radiasi pengion adalah radiasi yang apabila menumbuk atau menabrak sesuatu, akan muncul partikel bermuatan listrik yang disebut ion. Peristiwa terjadinya ion ini disebut ionisasi. Ion ini kemudian akan menimbulkan efek atau pengaruh pada bahan, termasuk benda hidup. Radiasi pengion disebut juga radiasi atom atau radiasi nuklir. Termasuk ke dalam radiasi pengion adalah sinar-X, sinar gamma, sinar kosmik, serta partikel beta, alfa dan neutron. Partikel beta, alfa dan neutron dapat menimbulkan ionisasi secara langsung. Meskipun tidak memiliki massa dan muatan listrik, sinar-X, sinar gamma dan sinar kosmik juga termasuk ke dalam radiasi pengion karena dapat menimbulkan ionisasi secara tidak langsung. Radiasi non-pengion adalah radiasi yang tidak dapat menimbulkan ionisasi. Termasuk ke dalam radiasi non-pengion adalah gelombang radio, gelombang mikro, inframerah, cahaya tampak dan ultraviolet.

Tulisan ini hanya akan membicarakan radiasi pengion, khususnya sinar-X dan sinar gamma. Kedua jenis radiasi ini mempunyai potensi bahaya yang lebih besar dibandingkan dengan jenis radiasi lainnya. Pengaruh sinar kosmik hampir dapat diabaikan karena sebelum mencapai tubuh manusia, radiasi ini telah berinteraksi terlebih dahulu dengan atmosfir bumi. Radiasi beta hanya dapat menembus kertas tipis, dan tidak dapat menembus tubuh manusia, sehingga pengaruhnya dapat diabaikan. Demikian pula dengan radiasi alfa, yang hanya dapat menembus beberapa milimeter udara. Sedang radiasi neutron pada umumnya hanya terdapat di reaktor nuklir.

Sumber: http://www.batan.go.id/pusdiklat/elearning/proteksiradiasi/pengenalan_radiasi/1-1.htm
Langganan:
Postingan (Atom)
Blogger templates
Popular products
-
α/β detector ADC-1121 measures Alpha and Beta (and Gamma) radiation with high accuracy. The 2 switches on the grip enable data-saving...
-
Electronic Pocket Dosemeter PDM-227C MYDOSE The MY DOSE series allows you to check at any time the accumulated amount of radi...
-
This model is the lightest type in the world which offers you comfort to measure radiation even in the field. You can measure low energ...
-
PDR-303 is a well-designed Gamma survey meter for ambient dose rate measurement with a comfortably compact shape. Semiconductor dete...
-
This is the higher range model of ICS-323C which satisfies some users required to measure high level of ambient dose rate, as represent...
Product Category
- Alarm Monitor
- Alat Proteksi Radiasi
- Alat Proteksi Radiasi Lainnya
- Alat Ukur BTS
- Alat Ukur Gelombang Elektromagnetik
- Alat Ukur Gelombang Mikro
- Alat Ukur Gelombang Radio
- Alat Ukur Medan Listrik
- Alat Ukur Medan Magnet
- Alat Ukur Radiasi
- Alat Ukur Sutet
- Analisis Radionuklida
- Aplikasi Nuklir
- Apron
- Apron Storage
- Area Monitors
- Artikel
- Bar-Ray Lead Aprons
- Bariatrics
- Barriers and shields
- Best Seller
- Black Light : PICO-UV LINE
- Bundle Kits
- Cables & Detectors
- Carts Cabinets & Racks
- Charger Pendose
- Charger Pendose Arrowtech 909
- chiropractic
- CLEARANCE
- Close-out
- Consumables
- CT
- CT Radiation Shields
- Darkroom & Viewing
- Demi and Half Lead Aprons
- Demo and Overstock Lead Aprons
- Density Calibration & Reference Radiographs Film
- Dental
- Dental Lead Aprons
- Detection & Identification
- Direct-Reading Dosimeters
- Dosimeter
- Dosimeter Chargers
- Dosimeter Checkers
- Dosimeter Gamma
- Dosimeter Neutron
- Dosimeter Xray
- Electronic Dosimeters
- Energi Nuklir
- Ergonomic Furniture
- Featured
- Filing Systems
- Film Densitometer
- Film Viewers
- Flawed Specimens NDE Training
- Fluorescent Penetrant
- Fun Gifts
- General Accessories
- Gloves
- Gonad Shield
- Googles
- Grip Tongs
- High Intensity Illuminator
- Industrial X-ray Film Observer
- Instansi Nuklir Indonesia
- Instrument Kits
- Jasa Pengurusan Ijin Bapeten
- Kalibrasi Alat Ukur Radiasi
- Kelengkapan Radiografi Lainnya
- Keselamatan Radiasi
- Lead & Non-Lead Aprons
- Lead Apron
- Lead Apron Rack
- Lead Aprons
- Lead Block
- Lead Glass/Plastic
- Lead Glasses
- Lead Gloves
- Lead Goggles & Masks
- Lead Shields
- Lead Table Drapes
- Magnetic Particle Testing
- Magnetic Particle Testing Equipment
- Magnetic Particles
- Magnetic Particles (Fluorescent)
- Mammography
- Misc. Radiation Protection
- Mobile Barriers
- MRI
- New!
- Oncology
- Orthopedics
- P.E.T
- Panoramic Cape
- Patient Handling
- Pediatric Radiation Protection
- Pediatrics
- Pembuatan/Pencetakan Pb
- Pendose
- Pendose + Charger
- Pendose Analog
- Pendose Arrowtech w-138
- Pendose Digital
- Penetrant Testing
- Pengukuran Radiasi
- Perizinan BAPETEN
- PICO-MAG Coil Kit
- PICO-MAG Portable Yoke Type
- PICO-MAG Prod Type Instrument
- Probes
- Produk
- Profile
- Protective-apparel
- Proteksi Radiasi
- Radiation Area Warning Flash Light
- Radiation Measurement Equipment
- Radiation Protection Accesories
- Radiation Protection Drapes
- Radiation Protection Gloves
- RADIATION REDUCING GLOVES & SLEEVES
- Radiation Shielding
- Radiation Storage Bin & Facilities
- Radiation Warning Signs
- Radiografi
- Radiographic Testing
- Readers & Telemetry
- Ready Stock
- Safety Equipment
- Service
- Service Surveymeter
- Service X-Ray
- Solvent Removable Type
- Sparepart X-ray
- Stationary Penetrant Inspection System
- Surveymeter
- Surveymeter Alpha Beta Gamma
- Surveymeter Beta
- Surveymeter Gamma
- Surveymeter Kontaminasi Alpha
- Surveymeter Kontaminasi Alpha Beta
- Surveymeter Kontaminasi Alpha Beta Gamma
- Surveymeter Kontaminasi Beta
- Surveymeter Kontaminasi Gamma
- Surveymeter Neutron
- Surveymeter Xray
- Techno-Aide Lead Aprons
- Thyroid Collar
- Thyroid Collars
- TLD
- TLD 2 Element
- TLD 4 Element
- TLD dan Film Badge
- Transportation
- Ultrasound
- Veterinary
- Video Kashelara
- Viewer Radiografi
- Visi dan Misi
- Warning Flash Light
- Water Washable Type
- X-Ray
- X-Ray Markers
- X-Ray Standard Test Pieces